COR MEUM TIBI OFFERO DOMINE, PROMPTE ET SINCERE

Rabu, 28 April 2010

ARTI DAN TUJUAN HIDUP

ARTI DAN TUJUAN HIDUP
(STUDI EKSEGETIS TEOLOGIS INJIL YOHANES 19 : 28 – 30)

BAB I
PENDAHULUAN
Arti dan tujuan hidup, suatu kata yang sederhana, akan tetapi seberapa banyak dari manusia di dunia yang mempunyai arti hidup belum dapat diketahui secara pasti jawabannya. Banyaknya fenomena bunuh diri, bertambahnya jumlah pasien penghuni rumah sakit jiwa, angka kriminalitas yang cenderung semakin tinggi, sifat manusia yang semakin hari semakin cenderung untuk berbuat anarkis hanyalah sebagian contoh yang menurut penulis merupakan akibat dari belum mengertinya manusia tentang arti dan tujuan kehidupannya.
Dalam studi ini, penulis akan mencoba melihat dari arti dan tujuan dari hidup, dengan mengambil contoh dari Injil Yohanes 19 : 28 – 30. Sebagai suatu perbandingan sejarah hidup yang akan membawa penganut iman Kristen kepada pengenalan yang sejati kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat yang Agung. Membawa pengikut iman Kristen kepada pemahaman yang benar akan arti dan tujuan hidup mereka di dunia. Dengan demikian akan membawa suatu perubahan yang penting dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga orang akan melihat perbedaan antara orang kristen dan bukan.



BAB II
INJIL YOHANES

LATAR BELAKANG INJIL YOHANES
Injil Yohanes ditulis oleh Rasul Yohanes . Tidak ada fakta sejarah yang meragukan hal tersebut. Kitab ini ditulis oleh seorang Rasul yang sejak awal mengikuti perjalanan Yesus Kristus pada waktu ia dipanggil menjadi rasul sampai akhirnya rasul Yohanes juga menjadi saksi mata yang menyaksikan Yesus mati di kayu salib. Yohanes adalah saudara dari Yakobus anak dari Zebedeus. Yohanes –menurut tradisi– juga merupakan seorang rasul yang paling muda dibandingkan dengan rasul-rasul yang lain. Dengan fakta ini juga melihat tradisi yang gereja mula-mula yang mengatakan bahwa rasul Yohanes dibuang ke Patmos, tidak menutup kemungkinan bahwa rasul Yohanes merupakan rasul yang meninggal dunia paling akhir dibandingkan dengan rasul-rasul yang lain.
Yohanes adalah seorang pribadi yang meledak-ledak. Sifat ini sempat membawanya beserta saudaranya Yakobus kepada suatu masalah ketika mereka berdua mendapatkan teguran oleh Yesus, di waktu lain sifat ini juga sempat menimbulkan kemarahan pada murid-murid yang lain.
Injil Yohanes ditulis sebagai jawaban atas masuknya pengejaran-pengajaran Gnosis yang mulai masuk pada jemaat gereja mula-mula. Sebagai bentuk perlawanan atas pengajaran tersebut yang mulai merasuk kedalam sendi-sendi pengajaran gereja mula-mula. Injil Yohanes secara garis besar berbeda dengan ketiga injil sinoptik yang lain, dimana ketiga injil sinoptik (Injil Matius, Injil Markus dan Injil Lukas) menceritakan pribadi Yesus dari perbuatan-perbuatan yang dilakukanNya, sedangkan Injil Yohanes menceritakan Pribadi Yesus dari pengajaran-pengajaranNya. Hal ini memang diakibatkan dari sudut pandang dan tujuan penulisan yang berbeda dari keempat Injil.

STRUKTUR INJIL YOHANES
Walter E Elwell menyusun Injil Yohanes dalam dua struktur :
1. Book of Signs : bagian ini menggambarkan bagaimana Yesus menata ulang pandangan Yahudi tentang system institusi mereka, sinagog, sakramen kurban, guru-guru taurat, perayaan hari besar Yahudi. Bagian ini juga menggambarkan penataan ulang yang dilakukan oleh Yesus terhadap system pengajaran Yahudi yang dilukiskan dalam anggur, kebijaksanaan, air, kesembuhan, roti, terang dan hidup.
2. Book of Glory : bagian ini menggambarkan tentang bagaimana Yesus membawa murid-muridnya kepada pemahaman yang baru tentang segala sesuatu yang akan mereka alami sebagai pengikut Yesus, dan bagaimana Yesus menjelaskan bahwa apa yang dilakukannya di dunia sudah tiba pada kesudahannya.


BAB III
YOHANES 19 : 28 – 30
STUDI EKSEGETIS TEOLOGIS

Yohanes 19 : 28 – 30
Sesudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai,, berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci -: ” Aku Haus!” disitu ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu berkatalah Ia; “ Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepalaNya dan menyerahkan NyawaNya.

Nats Alkitab diatas menceritakan bagaimana Yesus meninggal di kayu salib. Jika dibaca lebih cermat ada kata yang diulangi yaitu, telah selesai dan sudah selesai. Ayat 28 dalam Alkitab New International Version ditulis Knowing that all was now Completed. Yang dapat diterjemahkan secara bebas mengetahui bahwa segala sesuatu telah diselesaikan. Sedangkan dalam ayat 30 dikatakan “It is Finished” yang diterjemahkan secara bebas sebagai sedang diselesaikan.
Kata sudah selesai dan telah selesai dalam bahasa Yunani (Kitab Perjanjian baru ditulis dalam Bahasa Yunani Koinne, bahasa sehari-hari daerah Palestina pada masa Yesus hidup ) berakar pada kata yang sama yaitu :  kata ini mempunyai bentuk kata kerja orang ketiga tunggal, bertenses present aktif indikatif. Dalam pengertian, present aktif adalah suatu bentuk waktu yang menjelaskan bahwa suatu pekerjaan sedang dikerjakan dengan kata lain kata menjelaskan bahwa Yesus sedang menyelesaikan pekerjaan yang menjadi kewajibannya.
Kata diulang hingga dua kali dalam perikop ini untuk menegaskan bahwa pekerjaan Yesus sesaat sampai Dia berada di kayu salib sedang dalam keadaan diselesaikan. Hal ini merupakan suatu kebiasaan dalam gaya penulisan Alkitab dimana terjadi pengulangan pada saat penulis ingin menegaskan apa yang menjadi maksud dan tujuan dari penulisan nats tersebut.


BAB IV
KESIMPULAN

Jesus as the Revelation of God. Yesus Penyataan Allah, dalam bahasa jawa dikatakan Gusti Allah Ngejawantah. Atau Allah menyatakan diriNya dalam rupa Yesus Kristus sebagai penyataan Allah yang sempurna karena Yesus adalah Allah itu sendiri, dikirim oleh Allah dan menyatakan Kemuliaan Allah di dunia dan tidak ada seorangpun yang pernah dan akan sama seperti pribadiNya.
Kenapa Yesus mengatakan sudah selesai pada saat Dia berada diatas kayu salib ? Yesus berani mengatakan sudah selesai karena Dia tahu apa yang menjadi tujuanNya berada di dunia. Yesus mengatakan sudah selesai karena Dia tahu apa arti hidupNya. Melalui pribadi Yesus, Allah menyatakan diriNya, melalui pribadi Yesus, Allah menyatakan rencanaNya bagi umat pilihanNya. Melalui Pribadi Yesus, Allah menyatakan kasihNya kepada umat yang PilihanNya.
Yesus mengatakan suhda selesai karena Dia tahu apa yang menjadi tugasnya di dunia ini telah diselesaikan. Dia telah menyelesaikan apa yang ditugaskan kepadaNya, apa yang dibebankan kepadaNya oleh Allah Bapa. Yesus bukan pribadi yang lebih Rendah dibanding Allah Bapa, tetapi Yesus juga bukan pribadi yang lebih tinggi disbanding Allah Bapa. Yesus adalah pribadi kedua Allah bersama-sama dengan Allah Bapa dan Roh Kudus. Yesus tahu apa yang menjadi tugasNya di dunia. Yesus tahu bahwa Dia sudah menyelesaikan tugas yang diembanNya dari Allah Bapa. Dia tahu Arti dan tjuan Hidup Dia berada di dunia ini. Dengan hal tersebut dengan lantang Dia berani mengatakan : “Sudah selesai.”


BAB V
APLIKASI

Sudahkah orang kristen mengetahui apa yang menjadi arti dan tujuan hidup saudara di dunia ini. Siapa saya ? untuk apa saya hidup ? kenapa saya hidup ? bukanlah merupakan suatu pertanyaan yang gampang untuk dijawab, akan tetapi, juga bukan merupakan suatu pertanyaan yang susah untuk dijawab. Ketika hidup menjadi semakin sulit untuk dijalani, ketika tantangan badai kehidupan semakin keras menerpa, ketika iman Kristen dihadapkan pada tantangan abu-abu, bukan sekedar hiatm putih, dengan apakah orang kristen menjawabnya ? hanya dengan bersandar kepada Yesus, satu-satunya Tuhan dan Juru Selamat, orang kristen akan mengetahui arti dan tujuan hidup mereka. Dengan mengetahui arti dan tujuan kehidupan, orang Kristen akan tetap tegar menantang badai kehidupan. Dengan demikian ada perbedaan kualitas hidup antara orang Kristen dan bukan, ada perbedaan yang besar antara pengikut kristus dan bukan, ada perbedaan yang besar antara orang yang dibenarkan oleh Iman dan bukan. Jika orang melihat perbedaan tersebut, nama Tuhan Yesus Kristus akan dimuliakan selamanya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aland B. Kurt Alan dkk, The Greek New Testament, (Fourth Revised edition) D-Stuttgart : Deutsche Bibelgesellschaft
2. Alkitab, Terjemahan Baru , Lembaga Alkitab Indonesia
3. Elwell, Walter A., Evangelical Dictionary of Biblical Theology, Baker Books, Michigan.
4. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Yayasan Komunikasi Bina Kasih
5. JL. Packer, Merril C. Tenney, William White Jr., Ensiklopedi Fakta Alkitab. Gandum Mas, Malang
6. Lynne Newell, Bahasa Yunani Koinne. Institut Injili Indonesia Malang
7. Sutanto, Hasan, MTh. Perjanjian Baru Interlinier Yunani Indonesa dan Konkordansi Perjanjian Baru, Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta
8. Tenney, Merrill C. Dunia Perjanjian Baru, Gandum Mas, Malang
9. The Holy Bible, New International Version, International Society, Colorado Springs, 1973

TEOLOGI

TEOLOGI

Ada apa dengan Teologi ? apa itu Teologi ? apakah Teologi merupakan suatu bentuk penyesatan terbaru dalam gereja ? pertanyaan-pertanyaan ini hanyalah sebagian dari pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan oleh oleh setiap orang dalam kehidupan bergereja kita. Dengan demikian bukan suatu hal yang salah jika dalam jemaat muncul berbagai macam konsepsi atau pengertian tentang Teologi mulai dari yang melihat sisi positif dari teologi sampai dengan yang mengatakan bahwa Teologi itu setan. Dimanakah posisi saudara dalam menyikapi “TEOLOGI” ? Sebelum kita menentukan posisi kita dalam menyikapi Teologi, mari kita belajar lebih dalam tentang arti Teologi dan posisi Teologi yang seharusnya dalam Iman Kristen kita.
Teologi berasal dari Bahasa Yunani “Theos” dan “Logos”. Secara literal Theos dapat diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia sebagai “ALLAH”. Sedangkan Logos dapat diterjemahkan sebagai “Ilmu, Pengetahuan, Firman, Kata-kata, Perkataan”. Dengan demikian Teologi dapat diartikan secara Literal sebagai “Ilmu Tentang Allah”. Secara Literal, Teologi telah mendapat arti yang pas dengan pengartian diatas. Hanya saja dalam Iman Kristen Teologi tidaklah cukup hanya dengan diartikan sebagai Ilmu Tentang Allah. Teologi tidaklah cukup diterjemahkan secara Literal, karena Teologi merupakan satu kata yang kompleks, dan mengandung arti yang begitu luas, bahkan menurut penulis Teologi mempunyai arti seluas alam semesta ini. Berkata tentang Teologi tidaklah cukup hanya dengan berkata tentang Allah saja, tetapi mengatakan Teologi harus juga berusaha lebih jauh untuk mengerti tentang Allah dan karya-karya ciptaanNya dan hubungan antara Allah dengan semua ciptaanNya. Dengan demikian mengatakan Teologi harus juga berusaha untuk memahami karya ciptaan Allah, khususnya karya ciptaanNya yang kita sebut manusia dan juga karya karya penebusan Allah terhadap umat manusia. Dengan demikian Teologi adalah bidang studi yang berusaha untuk menyampaikan suatu pernyataan yang berhubungan secara logis tentang doktrin-doktrin Iman Kristen yang berdasarkan Alkitab, ditempatkan dalam konteks berpikir umat manusia, dikalimatkan dalam bahasa manusia sebagai pedoman manusia dalam menghadapi kehidupan.
Teologi harus bersifat Alkitabiah karena Teologi berdasarkan Alkitab firman Tuhan. Teologi bersifat sistematis karena teologi menggunakan keseluruhan ayat-ayat dalam Alkitab tanpa mengecualikan satu ayat dari ayat yang lain. Teologi berkaitan dengan keseluruhan budaya manusia dan secara spesifik mengenal kebudayaan dengan detail-detailnya. Teologi bersifat kontemporer walaupun teologi membicarakan masalah-masalah yang abadi.
Teologi adalah induk dari segala Ilmu Pengetahuan. Teologi muncul sejak pertama kali sejak Allah berfirman kepada manusia, dan lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa Teologi muncul sejak Allah menciptakan dan mengenalkan diriNya kepada alam semesta. Teologi berasal dari Allah, karena Allah dan hanya untuk kemuliaan Allah. Berawal dari teologilah segala macam bentuk pengetahuan manusia berasal, oleh karena itu dikatakan bahwa Teologi merupakan induk dari segala macam Ilmu Pengetahuan yang ada di dunia.
Dalam belajar Teologi diperlukan pengetahuan luas. Beberapa bidang studi yang dibutuhkan untuk belajar Teologi antara lain : Ilmu-ilmu Alkitab, Ilmu-ilmu Sejarah, Ilmu-ilmu Doktrinal dan Ilmu-ilmu Praktis. Secara garis besar Teologi dibagi 4 : Teologi Biblika, Teologi Historis, Teologi Sistematika dan Teologi Filosofis. Untuk memudahkan seseorang belajar Teologi sistematika yang sangat rumit maka teologi sistematika dibagi menjadi beberapa bidang yaitu : Doktrin Alkitab (Bibliologi), Doktrin Allah (Teologi Proper), Doktrin Kristus (Kristologi), Doktrin Roh Kudus (Pneumatologi), Doktrin Manusia, Doktrin Dosa (Hamartiologi), Doktrin Keselamatan (Soteriologi), Doktrin Gereja (Eklesiologi) dan Doktrin Akhir Zaman (Eskatologi). Lebih jelasnya Teologi dapat dijelaskan dalam bagan seperti dibawah ini
Bagan Teologi
Ilmu Alkitab Ilmu Sejarah Ilmu Doktrinal Ilmu Praktika



TEOLOGI



Teologi Biblika Teologi Historis Teologi Sistematika Teologi Filosofis

Doktrin Alkitab Doktrin Allah Doktrin Kristus Doktrin Keselamatan Doktrin Manusia Doktrin Dosa Doktrin Gereja Doktrin Akhir Zaman

Teologi adalah induk dari semua pengetahuan manusia. Teologi bersumber dari Allah, jadi Teologi sebagai pengetahuan pun akan dapat diketahui sepanjang Allah mengenalkan diriNya kepada manusia. Untuk itu manusia dituntut belajar banyak hal sebagai sarana supaya dirinya mengenal Teologi sebagai jalan untuk mengenal Allah, ciptaanNya dan karya-karya penebusanNya terhadap manusia. Hanya sayang manusia sekarang ini cenderung menganggap Teologi sebagai sesuatu yang sesat, bahkan penulis pernah mendengar sendiri seorang pengkhotbah mengatakan bahwa Teologi adalah sesuatu yang sesat, bahkan ada yang lebih ekstrim mengatakan bahwa Teologi adalah anak didik setan. Hal ini menganggap jemaat cenderung antipati dengan Teologi. Jemaat yang mau sekolah di Sekolah Teologi diarahkan (hanya) untuk sekolah Teologi yang mengajarkan hal-hal yang praktis tanpa memakai dasar Alkitab yang kuat dengan beralasan bahwa belajar Teologi akan membuat manusia bertambah sesat. Sebenarnya alasan yang sebenarnya adalah karena belajar di Seminari–seminari Alkitab memakan waktu yang lama dan tentunya membutuhkan dana yang jauh lebih banyak dibanding dengan sekolah-sekolah yang hanya mengajarkan hal-hal praktis tanpa dasar Alkitab yang kuat, bukankah demikian bapak ibu saudara sekalian ? jadi bagaimana Gereja dapat menghasilkan sesuatu yang berkualitas jika jemaat-jemaat yang mau berpikiran maju dikungkung oleh Pendeta yang berpikiran sempit yang (kemungkinan besar) tidak mau disaingi oleh jemaatnya yang berpikiran maju. Gereja zaman sekarang hanyalah gereja yang ingin mendapat hasil instant tanpa mau menunggu waktu Tuhan. Gereja hanya berpuas diri apabila jemaat yang datang banyak memenuhi bangku gereja. Gereja hanya berpuas diri apabila mempunyai gedung gereja yang megah dengan dilengkapi AC yang dingin, Sound system dan alat musik yang Made in luar negeri (built up katanya). Gereja tidak mau jemaat yang dihasilkan berkualitas. Gereja tidak mau mengembangkan diri mereka dan hanya bangga dengan warisan masa lalu yang itu-itu saja. Gereja yang mengatakan bahwa mereka bergerak dalam pergerakan Roh Kudus sebenarnya harus mengoreksi diri mereka sendiri apakah mereka sekarang sedang megikuti pergerakan Roh Kudus seperti yang mereka gembar-gemborkan tersebut ataukah mereka sedang terjebak dalam Status Quo yang mereka ciptakan sendiri. Ingat kejatuhan mula-mula berasal dari kesombongan diri sendiri yang mengakibatkan terbangunnya menara gading pada diri seseorang.
Teologi bukanlah sesuatu yang rumit. Teologi hanya kelihatan rumit bagi orang-orang yang alergi terhadap Teologi. Teologi hanyalah suatu ungkapan yang sederhana ketika kita bersandar kepada Allah yang sudah memberikan FirmanNya sebagai alat pengenalan yang pribadi kepada kita. Kita juga bisa belajar Teologi dari alam semesta yang sedang kita hadapi sekarang ini. Bahkan dengan sederhana dapat penulis katakan bahwa pada saat kita mengatakan “Allah” sebenarnya kita sedang berteologi tentang pribadi Allah dalam kehidupan kita.
Tulisan ini hanyalah suatu keinginan penulis agar pembaca mempunyai pemahaman yang mendekati kebenaran. Penulis ingin pembaca membuka wawasan mereka sendiri tentang Allah. Allah kita adalah Allah yang progresif yang tidak terjebak dalam pengenalan masa lampau. Allah kita adalah Allah yang bergerak dalam zaman dan bergerak bersama zaman. Kalau pengenalan kita akan Allah hanya sebatas pengenalan dangkal maka kita akan tertinggal dalam mengikuti pergerakan Roh Kudus seperti yang selama ini didengang-dengungkan oleh para hamba Tuhan bahkan mungkin pembaca sekalian pernah mengatakan hal tersebut. Sekarang terserah anda, pilhan ada pada tangan saudara, masih tetapkah saudara berpandangan sempit, dangkal dan menganggap Teologi sebagai sesuatu yang negatif, sesat, harus dijauhi, ataukah saudara mengambil sisi positif dan mau untuk belajar Teologi lebih dalam lagi sebagai sarana untuk mengenal Allah kita lebih sempurna lagi. Alangkah dalamnya Hikmat pengetahuan Allah, tak terselami oleh pemikiran manusia. mari kita belajar Teologi dengan hati yang suci untuk mengenal Allah dan karyaNya bagi keselamatan kita, umat pilhanNya. Seperti kata Yohanes Calvin : Kuserahkan hatiku kepada Tuhan dengan tepat dan benar. Amin Tuhan Yesus memberkati.

Selasa, 27 April 2010

PENEKANAN TENTANG KERAJAAN ALLAH DALAM PENGAJARAN YESUS MENURUT INJIL LUKAS 4:43

PENEKANAN TENTANG
KERAJAAN ALLAH
DALAM PENGAJARAN YESUS
MENURUT INJIL LUKAS 4:43


BAB I
PENDAHULUAN


Pendidikan Kristen bagian dari dunia pendidikan secara umum, dan juga merupakan suatu bagian dari upaya pengajaran iman Kristen di kalangan orang percaya. Hanya sayang sekali dalam dunia pendidikan, bahkan pendidikan Kristen pun tidak banyak yang mengajarkan kebenaran dasar iman Kristen. Padahal dalam masa pelayanan yesus di dunia, sering disebut bahwa Yesus adalah seorang guru, atau rabi. Pendidikan merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup, dan mempertahankan eksistensinya seperti yang tertulis dibawah ini
“Education is essential to survival of any social group, since a community secures its continued its existence development only through the transmission of its accumulated knowledge derived power, and ideological aims to the next generations”

Tentunya sebagai orang percaya, semua orang Kristen yang berprofesi sebagai pendidik harus meneladani Yesus Kristus dalam kehidupannya. Baik dalam pengajaran juga. Orang percaya namun tidak meneladani kehidupan Yesus merupakan orang yang sulit untuk disebut sebagai orang Kristen.
Apa yang ada sebagai tema utama dalam setiap pemberitaan yang Yesus ajarkan, untuk mencari jawaban hal itu maka, dalam makalah kali ini penulis akan mencoba meneliti unsur pemberitaan kerajaan Allah dalam setiap pengajaran Yesus. Kitab Lukas dipilih karena kitab ini banyak menyoroti perkembangan Yesus dibanding dengan kitab Injil sinoptis yang lainnya. Dalam kitab ini ditulis tentang Yesus pada umur 12 tahun beberapa contoh lain.

BAB II
PENGAJARAN YESUS
DALAM INJIL LUKAS 4:43


Penulis Injil
Tradisi Gereja mengatakan bahwa Penulis dari Injil ketiga adalah Lukas, teman seperjalanan Paulus. Hal ini ditegaskan oleh Bapa-bapa gereja mula-mula, diantaranya adalah Irenaeus, Tertulianus dan yang lainnya. Tidak dapat disangkal bahwa memang Lukas, dokter yang menyertai perjalanan Pauluslah yang menulis Injil ini.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa dari Injil Lukas adalah suatu gaya bahasa Yunani klasik yang sangat bagus, yang kadang-kadang diwarnai dengan sentuhan kalimat dalam bahasa Ibrani dan kadang-kadang memakai bahasa Aramic. Injil Lukas ditujukan kepada seorang yang berkedudukan tinggi (yang dalam pembukaan Injilnya disebut dengan yang mulia), tentunya gaya bahasa yang dimilikinya harus menyesuaikan dengan status orang tersebut, dan pendidikan yang dimilikinya. Lukas adalah seorang dokter yang tentunya, dalam penulisannya sering memakai gaya-gaya dan analisis dari sisi profesinya.
Terjemahan dan Tekstual
Tetapi Ia berkata kepada mereka : “Juga di kota-kota lain aku harus memberitakan Injl Kerajaan Allah sebab untuk itulah aku diutus.”
Perbandingan terjemahan
King James Version : But He said to them, “I must preach the Good news of the Kingdom of God to the other towns also, because that was is I was sent also.
New American Standard : But He said to them, “I must preach the Kingdom of God to the other cities also, for I was sent for this purpose.
New International Versions : And he said unto them, ”I must Preach the Kingdom of God to the other cities also, for therefore am I sent.
bahasa Yunani
              ,    .

Analisis Kata
 : kata ini berasal dari kata benda dengan tenses aorist satu, Middle, infinitife, yang berarti, Dulu pernah sekali memberitakan kabar baik yang hanya berlangsung selama kehidupan Yesus.
kata ini mempunyai kasus, Akkusative, tunggal, feminim, yang berfungsi sebgai subyek. Dengan kata sandang menunjuk kepada kekhususan arti dari kata 
Mempunyai, kasus genetive, tunggal, maskulin yang berarti sebagai sumber, pemilik, atau penguasa dari kata yang diterangkannya. Dengan kata sandang di depannya menunjuk kepada arti yang khusus.
berasal dari katayang bertenses aorist passive indikativ orang ketiga tunggal, artinya dulu pernah diutus sekali. Kata apostolon merupakan bentuk pengutusan dimana yang diutus mempunyai wewenang atau otoritas penuh seperti yang mengutusnya. Jadi dalam hal ini Yesus mempunyai otoritas sederajat dengan Allah Bapa sebagai pihak yang yang mengutusnya.
Dengan demikian dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa, Yesus, dulu pernah memberitakan Kerajaan Allah yang dilakukannya selama masa hidup-Nya di dunia. Pemberitaan kerajaan Allah merupakan unsur utama dalam pemberitaan Yesus. Tentunya pula dalam setiap pengajaran-Nya Yesus sering menyinggung tentang kerajaan Allah ini. Bahkan dalam Alkitab terjemahan LAI ditulis kata “harus” yang mempunyai arti bahwa pemberitaan kerajaan Allah merupakan suatu hal yang harus dilaksanakan dalam misi Yesus di dunia

BAB III
KESIMPULAN

Dalam analisis di atas dikatakan bahwa Yesus memberitakan Kerajaan Allah selama masa Inkarnasi-Nya di dunia. Ayat tersebut yang memberi pernyataan Yesus bahwa Dia Harus memberitakan Kerajaan Allah (terjemahan LAI). Ayat ini merupakan ayat pertama yang ditulis oleh Lukas yang memberitakan Kerajaan Allah. Kerajaan Alah yang merupakan tema sentral dari Perjanjian Baru merupakan suatu pengajaran Yesus yang penting yang harus dipelajari. Kerajaan Allah merupakan tema sentral dalam pemberitaan Yesus, dan apabila seorang yang mengaku hamba Tuhan tidak mengatakannya, ia dapat dikatakan berdosa. Kerajaan Allah adalah suatu berita yang harus dikabarkan dan oleh semua orang yang memberikan pengajaran.
Anak-anak merupakan hari depan atau prospek gereja. Gereja yang mengabaikan pendidikan anak-anak akan mengalami suatu stagnasi di dunia yang akan datang. Jika tidak ada anak, maka hari depan gereja akan menjadi stagnan. Oleh karena itu semua pendidik harus mengutamakan pengenalan akan Allah yang benar kepada anak-anak sebagai penerus generasi muda gereja.

BAB IV
APLIKASI

Kerajaan Allah merupakan tema sentral dalam (hampir) seluruh tulisan dalam Perjanjian Baru. Yesus sudah memberi contoh dalam Injil Lukas dimana Dia melaksanakan mandat yang diterima-Nya dengan suatu kesungguhan, bahwa Dia harus memberitakan Kerajaan Allah dimana Dia singgah. Semua pendidik Kristen harus meneladani kehidupan Kristus. Memberitakan Kerajaan Allah merupakan suatu hal yang harus dikerjakan dalam pengajaran, tidak boleh tidak.
Setiap pendidik harus menjadi alat Tuhan untuk menyebarkan pengaruh kerajaan Allah tersebut ke dalam dunia ini. Menjadi pemberita Injil merupakan tugas semua orang yang mengaku percaya Yesus dan dilahirkan kembali oleh kuasa Roh kudus. Merupakan suatu dosa apabila Kerajaan Allah tidak diberitakan oleh orang-orang yang percaya. Amanat Agung Yesus Kristus didalamnya juga mengandung suanu perintah untuk memberitakan Kerajaan-Nya dan menanamkan pengaruhnya atas dunia dalam setiap pengajaran yang dilakukan oleh pendidik Kristen.


DAFTAR PUSTAKA


1. Alkitab bahasa Indonesia, TB, LAI, Jakrta 1995.
2. Alkitab Bahasa Yunani, LAI, 2000
3. Mounce, William D., Analitycal Greek Lexicon.
4. Marshall, Howard, The New International Commentary of The New Testament, Eermands, Grand Rapids, Michigan, USA.
5. Harrison, Everett F., Introducing of the New Testament, Abingdon Press, Nashville, USA
6. Morris, Leon, Tyndale New Testament Commentaries, Inter Varsity Press, Leicester, England
7. Tong, Stephen, Dr., Arsitek Jiwa, Lembaga Reformed Injili Indonesia, Jakarta, 1991.
8. Wenham, J.W., Bahasa Yunani Koine. SAAT, Malang.
9. Ladd, George Eldon, Teologi perjanjian Baru I, Kalam Hidup, Bandung, 1999
10. Wilianto, Henokh, Pdt., Ir., M.A., Kuliah Teologi Perjanjian Baru I, STAS Surabaya, 2001
11. Balz, Horst, Exegetical Dictionary of the New Testament, Eerdmans Publishing Company, Virginia USA.

PENYEMBUHAN DI KOLAM BETESDA

PENYEMBUHAN DI KOLAM BETESDA
(YOHANES 5:1-18)

Pendahuluan

Latar Belakang Masalah
Ayat 4 dari Injil Yohanes 5 ini tidak ditulis dalam teks Yunani dari Alkitab yang diedit Nestle Aland. Pola penerjemahan ini diikuti oleh Versi King James. Tetapi dalam Septuaginta serta teks-teks tertua yang lain yang diikuti oleh New American Standard menulis ayat 4. Hal ini menyebabkan suatu penafsiran yang berbeda-beda dari para penafsir Alkitab. Beberapa penafsir mengatakan bahwa pola penyembuhan di kolam Bethesda merupakan suatu mitos yang dimasukkan dalam Alkitab sedangkan beberapa penafsir lain menyatakan bahwa pola penyembuhan ini memang benar-benar terjadi. Dalam makalah kali ini penulis akan sedikit mencari kebenaran dari berita tersebut dengan berusaha mencari dari bahasa asli secara Eksegetis teologis. Dan apabila pola penyembuhan tersebut benar-benar terjadi apakah tidak bertentangan dengan pola penyembuhan Yesus Kristus.

Tujuan Penulisan
Penulisan dari makalah ini supaya pembaca mengerti apakah pola penyembuhan tersebut benar-benar terjadi ataukah hanya mitos di kalangan masyarakat Yahudi pada saat itu, dengan demikian pembaca akan dibawa ke dalam suatu pemahaman yang komprehensif tentang hal ini.



Analisa

Historis Analisis
Injil Yohanes ditulis oleh rasul Yohanes, salah satu dari kedua belas rasul Yesus Kristus dan merupakan murid yang paling dekat dengan Yesus. Tulisan rasul Yohanes merupakan tulisan yang diakui oleh bapa-bapa gereja abad-abad pertama, terutama oleh Irenaeus, Tertullianus dan Justynus Martir. Tetapi sarjana-sarjana liberal meragukan keotentikan Injil Yohanes sebagai Injil yang ditulis oleh saksi mata dari perbuatan Yesus. Tetapi penulis tetap berpegang pada Alkitab Firman Allah yang diilhamkan Allah (II Timotius 3:16).

Cultural Analisis
Bangsa Yahudi merupakan suatu bangsa yang percaya dan menaruh harapan kepada Hukum Taurat, sebagai hukum yang bisa menyelamatkan mereka. Bangsa Yahudi berpikir bahwa dengan melakukan hukum Taurat mereka bisa diselamatkan. Jadi orang Yahudi beranggapan bahwa mereka bisa diselamatkan dengan melaksanakan hukum Taurat sepenuhnya.

Geografis Analisis
Kolam Bethesda merupakan sebuah kolam yang terletak di Yerusalem di pintu gerbang domba dan mempunyai 5 buah serambi. Kolam ini Terletak di sebelah Utara dari bait Allah. Di Kolam inilah terdapat banyak orang-orang sakit yang menunggu turunnya malaikat Tuhan untuk menggoncangkan air kolam itu dan pada waktu itu orang pertama yang masuk kedalam kolam akan disembuhkan.
Terjadinya goncangan air di kolam Bethesda secara ilmiah dapat disebabkan oleh adanya pergantian dari musim dingin menuju musim panas, dan pergantian ini menyebabkan perubahan suhu air di kolam tersebut. Perubahan suhu air menyebabkan terjadinya goncangan air kolam.

Tekstual Analisis
Teks Yunani Nestle Aland tidak menulis ayat 4 dari Yohanes 5 demikian juga King James versions, sedangkan Septuaginta dan teks-teks tertua lainnya menuliskannya dan diikuti oleh New American Standard. Hal ini bukan karena ayat ini tidak mengungkapkan kenyataan, melainkan hanya karena perbedaan penerjemahan dan penyalinan dari teks aslinya.

Terjemahan Yunani
Dalam makalah ini penulis hanya akan meneliti ayat 4 karena ayat ini yang menjadi perdebatan.


Analisis Terjemahan
: kata yang dipakai untuk menjelaskan tentang utusan yang dipakai Allah untuk menyampaikan pesan-pesan kepada umat-Nya, berbentuk Nominative, Tunggal, Maskulin.
 : kata yang menjelaskan tentang arti dari waktu sebagai suatu kesempatan sekali dan tidak akan terulang lagi sampai jangka waktu yang dikehendaki Tuhan, Berbentuk Akkusative, Tunggal, Maskulin.
: Kata yang menjelaskan arti dari datang, pergi kebawah dari atas, berbentuk Imperfek, Aktif Indikatif, orang ketiga tunggal, yang berarti bahwa dulu pernah datang dari atas ke bawah sampai dengan kedatangan Yesus.
E : Kata yang digunakan untuk menjelaskan arti dari menggoncangkan, berbentuk Imperfek, orang ketiga tunggal, maskulin, jadi menggoncangkan itu terjadi pada masa lampau sampai dengan penulisan atau kejadian itu berlangsung (mujizat Yesus terjadi).
Kata yang menjelaskan arti dari berubah seluruhnya menjadi, berbentuk Imperfek, aktive indikatif, orang ketiga tunggal. Dengan arti berubah menjadi sembuh sampai saat kejadian itu berlangsung.
Dalam ayat ini yang menuliskan banyaknya kata yang memakai tenses Imperfek menunjukkan bahwa kejadian itu pernah terjadi di masa lampau sampai dengan kedatangan Yesus yang menyatakan mujizat sebagai karunia Allah dinyatakan. Kata malaikat sebagai pembawa utusan dari Allah juga menunjukkan bahwa memang pola penyembuhan di kolam Bethesda itu atas kehendak Tuhan.

Evaluasi dan Kesimpulan

Dalam uraian diatas dapat dievaluasi bahwa penyembuhan di kolam Bethesda merupakan suatu penyembuhan yang terjadi pada masa lampau, dan berakhir sampai kedatangan Tuhan Yesus yang pertama kali. Pola penyembuhan ini terjadi untuk menunjukkan bahwa Allah bisa menyembuhkan menurut kehendak Allah, kemudian dijelaskan pula bahwa tidak mungkin seseorang yang lumpuh bisa sembuh dengan cara masuk kedalam kolam tanpa bantuan seseorang. Jadi Allah ingin menunjukkan bahwa manusia tidak dapat menyembuhkan dirinya sendiri tanpa kehendak dari Allah. Hal ini bukan berarti Allah mempermainkan manusia tetapi hanya untuk menyelaraskan pola penyembuhan Yesus dengan pola penyembuhan di kolam Bethesda. Orang tidak dapat menyembuhkan dirinya sendiri tanpa bantuan Allah, oleh karena itu Yesus datang untuk menyelamatkan manusia.

Aplikasi

Pola penyembuhan di kolam Bethesda menyatakan kepada kita bahwa manusia tidak dapat selamat dengan mengandalkan hasil usahanya sendiri. Manusia hanya bisa selamat apabila menaruh iman kepada Yesus Kristus yang adalah Firman Allah yang Berinkarnasi. Melalui karya penyelamatan-Nya di kayu salib, manusia yang beriman bisa diselamatkan dan memperoleh hidup kekal. Mujizat yang dilakukan oleh Yesus masih berlaku sampai sekarang dan akan terus berlaku sampai kedatangan Yesus yang kedua kali.







Daftar Pustaka

1. Alkitab, (Jakarta, LAI, 1998)
2. Septuaginta, ____________.
3. A Commentary Critical, Experimental, And Practical, Volume III, (Eerdmans,
Grand Rapids, Michigan).
4. Hagelberg, Dave, Injil Yohanes, (Bandung : Kalam Hidup, 2000).
5. Eta Linemann, Teologi Kontemporer (YPPII, Batu, Malang, 1993).
6. Andreas Hauw, Makalah Kuliah Umum, (STAS : Surabaya, 13 Oktober 2001).
7. Irving L. Jensens, Survey of the New Testament, (Eerdmans, Grand Rapids,
Michigan).
8. The New International Commentary of the New Testament, Writings of John,
(Eerdmans, Grand Rapids, Michigan).
9. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, (OMF, Jakarta).
10. Catatan Kuliah Eksegesa Perjanjian Baru, Pdt. James Ponny Sy. Limbong Mdiv.
ThD.c. (STAS : Surabaya 2001).

Pengakuan Iman Athanasius

Pengakuan Iman Athanasius

1. Barangiapa yang ingin diselamatkan, adalah perlu baginya di atas segala-galanya untuk memegang / mempercayai iman Katolik / universal / am.
2. Yang, kecuali setiap orang memelihara / mempertahankannya secara sempurna dan tidak diganggu gugat, ia pasti akan binasa selama-lamanya.
3. Tetapi iman Katolik / universal / am adalah ini, bahwa kami menyembah satu Allah dalam tritunggal, dan tritunggal dalam kesatuan.
4. Tidak ada kekacauan / percampuran pribadi-pribadi ataupun pemisahan zat.
5. Karena pribadi dari Bapa adalah satu, dari Anak adalah pribadi yang lain, dan dari Roh Kudus adalah pribadi yang lain.
6. Tetapi dari Bapa, dari Anak, dan dari Roh Kudus ada satu keilahian, kemuliaan yang sama / setara dan keagungan / kuasa yang berdaulat yang sama kekalnya.
7. Apa adanya Bapa itu, demikian juga dengan Anak, dan juga Roh Kudus.
8. Bapa tidak diciptakan, Anak tidak diciptakan, Roh Kudus tidak diciptakan.
9. Bapa itu maha besar, Anak itu maha besar, Roh Kudus itu maha besar.
10. Bapa itu kekal, Anak itu kekal, Roh Kudus itu kekal.
11. Tetapi tidak ada tiga yang kekal, tetapi satu yang kekal.
12. Demikian juga tidak ada tiga (makhluk) yang tidak dicipta, juga tidak tiga yang maha besar, tetapi satu yang tidak dicipta, dan satu yang maha besar.
13. Dengan cara yang sama Bapa adalah maha kuasa, Anak adalah maha kuasa, Roh Kudus adalah maha kuasa.
14. Tetapi tidak ada tiga yang maha kuasa, tetapi satu yang maha kuasa.
15. Demikian juga Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, Roh Kudus adalah Allah.
16. Tetapi tidak ada tiga Allah, tetapi satu Allah.
17. Demikian pula Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan.
18. Tetapi tidak ada tiga Tuhan, tetapi satu Tuhan.
19. Karena sebagaimana kami didorong seperti itu oleh kebenaran Kristen untuk mengakui setiap pribadi secara terpisah / individuil sebagai Allah dan Tuhan; demikian pula kami dilarang oleh agama Katolik / universal / am untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau Tuhan.
20. Bapa tidak dibuat dari apapun, tidak diciptakan, tidak diperanakkan.
21. Anak itu dari Bapa saja, tidak dibuat, tidak dicipta, tetapi diperanakkan.
22. Roh Kudus itu dari Bapa dan Anak, tidak dibuat, tidak dicipta, tidak diperanakkan, tetapi keluar.
23. Karena itu ada satu Bapa, bukan tiga bapa, satu Anak, bukan tiga anak, satu Roh Kudus, bukan tiga Roh Kudus.
24. Dan dalam tritunggal ini tidak ada yang pertama atau terakhir, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.
25. Tetapi ketiga pribadi yang sama-sama kekal dan setara di antara mereka sendiri; sehingga mereka semua secara keseluruhan, seperti dikatakan di atas, baik kesatuan dalam tritunggal, maupun tritunggal dalam kesatuan, harus disembah.
26. Karena itu, ia yang ingin diselamatkan harus berpikir demikian tentang tritunggal.
27. Tetapi adalah perlu untuk keselamatan kekal bahwa ia juga percaya dengan setia / benar inkarnasi dari Tuhan kita Yesus Kristus. 28. Karena itu adalah iman yang benar bahwa kita percaya dan mengaku bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah Allah dan manusia.
29. Ia adalah Allah, diperanakkan dari kekekalan dari zat Sang Bapa; manusia, dilahirkan dalam waktu dari zat ibuNya.
30. Allah yang sempurna, manusia yang sempurna, terdiri dari jiwa yang rasionil dan daging manusia.
31. Setara dengan Sang Bapa dalam hal keilahianNya, lebih rendah dari Sang Bapa dalam hal kemanusiaanNya.
32. Yang, sekalipun adalah Allah dan manusia, bukanlah dua tetapi satu Kristus.
33. Tetapi satu, bukan dari perubahan dari keilahianNya menjadi daging, tetapi dari penerimaan / pengambilan dari kemanusiaanNya kepada / ke dalam Allah.
34. Satu, sama sekali bukan karena percampuran zat, tetapi dari kesatuan pribadi.
35. Karena sebagaimana jiwa yang rasionil dan daging adalah satu manusia, demikian juga Allah dan manusia adalah satu Kristus.
36. Yang menderita untuk keselamatan kita, turun ke neraka, hari yang ketiga bangkit dari antara orang mati.
37. Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa, darimana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
38. Pada kedatangan siapa semua manusia akan bangkit kembali dengan tubuhnya, dan akan mempertanggungjawabkan pekerjaan / perbuatan mereka sendiri.
39. Dan mereka yang telah berbuat baik akan pergi ke dalam kehidupan kekal; mereka yang telah berbuat jahat ke dalam api yang kekal.
40. Inilah iman Katolik / universal / am, yang, kecuali seseorang percaya dengan setia dan teguh, ia tidak bisa diselamatkan.

Pengakuan Iman Nicea-Konstantinople

Pengakuan Iman Nicea-Konstantinople

Aku percaya kepada satu Allah Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.

Dan kepada satu Tuhan Yesus Kristus, satu-satunya Anak Allah yang diperanakkan, diperanakkan dari Bapa sebelum alam semesta, Allah dari Allah, terang dari terang, Allah yang sejati dari Allah yang sejati, diperanakkan, bukan dicipta, sehakekat dengan sang Bapa, oleh siapa segala sesuatu dicipta; yang untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita telah turun dari sorga, dan diinkarnasikan oleh Roh Kudus dari anak dara Maria, dan dijadikan manusia; Ia telah disalibkan, juga bagi kita, di bawah pemerintahan Pontius Pilatus. Ia menderita dan dikuburkan; dan pada hari ketiga Ia bangkit kembali, sesuai dengan kitab suci, dan naik ke sorga; dan duduk di sebelah kanan Bapa. dan Ia akan datang kembali dengan kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati; yang kerajaanNya takkan berakhir.

Dan aku percaya kepada Roh Kudus, Tuhan dan pemberi kehidupan, yang keluar dari Bapa dan Anak, yang bersama-sama dengan Bapa dan Anak disembah dan dimuliakan, yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi.

Dan aku percaya satu gereja yang am dan rasuli, aku mengakui satu baptisan untuk pengampunan dosa, dan aku menantikan kebangkitan orang mati, dan kehidupan di dunia yang akan datang.

AMIN.

Minggu, 25 April 2010

Pengakuan Iman Rasuli

Pengakuan Iman Rasuli

1. Aku percaya kepada Allah Bapa yang Maha Kuasa, khalik langit dan bumi.

2. Dan kepada Yesus Kristus AnakNya yang tunggal Tuhan kita.

3. Yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria.

4. Yang menderita sengsara di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam Kerajaan Maut.

5. Pada hari yang ketiga, bangkit pula dari antara orang mati.

6. Naik ke Sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Maha Kuasa.

7. Dan dari sana Ia akan datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

8. Aku percaya kepada Roh Kudus.

9. Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus.

10. Pengampunan dosa.

11. Kebangkitan daging.

12. Dan hidup yang kekal.

AMIN